Jalan-Jalan ke Pantai Wantopi Buton Tengah



“Tuhan melukis alamNya dengan segala rencanNya”
Jalan-jalan di perkampungan orang tua biasanya dilakukan pada saat waktu lebaran karena pada moment tersebut waktu yang pas untuk bersilaturahmi kepada keluarga atau sekedar melepas kerinduan.  Namun kali ini jalan-jalankku seperti biasa waktu kecil dulu yaitu disamping menjenguk keluarga sekaligus melihat alamnya yang indah seperti pantai wantopi yang terletak di desa Wantopi.



   
 Tak ada yang menyangka daerah yang tandus nan panas itu kini memiliki daya tarik eksoktis oleh parawisata lokal maupun nasional. Parawista yang hadir selalu terkagum-kagum oleh suguhan panorama pantai yang natural. Disamping itu, pantai tersebut memilik histori panjang tentang kehidupan sosial masyarakat, salah satu bukti sejarah yang masih berdiri kokoh yaitu adanya mesjid di tengah-tengah pantai. Dulunya pantai tersebut merupakan perkampungan masyarakat namun setelah di hantam oleh banjir bandang mengakibatkan penduduknya pindah ke daerah yang lebih tinggi daratannya atau adapulah yang memilih pindah ke desa lain.
Untuk menopang kehidupan sehari-hari masyarakat di desa tersebut bekerja sebagai petani rumput laut dan memancing. Namun, bertani rumput laut selalu bergantung pada musim karna rumput laut akan subur dengan keseimbangan ombak yang ada sehingga masyarakat hanya akan bertani pada waktu tertentu.
Dengan adanya improvisasi dan geliat desa untuk mengangkat parawisata telah memberi kontribusi real terhadap peningkatan ekonomi mikro masyarakat desa. Pantai yang selama ini hanya membentang percuma saat ini telah menjadi daya tarik ekonomi buat masyarakat sekitar. Disamping itu, pantai yang berwarna putih dan membentang panjang serta berada di permukaan desa adalah nilai tambah tersendiri. Bahkan, kerap kali pantai tersebut di datangi oleh artis-artis nasional yang penasaran dengan keindahannya.
Namun, untuk menarik parawisata mancanegara sehingga memberikan kontribusi besar terhadap kehidupan sosial tentunya tidak hanya bergantung pada keindahan pantainya semata namun bagaimana kehidupan di dalam laut. Mungkin Wakatobi bisa menjadi salah satu contoh daerah yang sukses mempromosikan daerahnya sampai kemancanegara karena keindahan alam bawah lautnya. Jika menoleh ke negara tetangga seperti Australia mereka butuh 1.2 triliun untuk melakukan rehabilitasi terhadap terumbuh karang yang rusak namun pemerintah Australia menyadari biaya yang dikeluarkan akan memberikan impact lebih terhadap pengutan ekonomi terutama peningkatan devisanya. Tentunya, desa Bungi dan Wantopi tidak memiliki anggaran besar untuk melakukan proses revitalisasi tersebut karena tidak aple to aple bila dibandingkan dengan Australia. Olehnya itu, mungkin perlu kiranya sentuhan pemerintah memberikan subsidi untuk perbaikan alam bawah lautnya. Disamping itu, dorongan akan kepedulian masyarakat untuk menjaga alam lautnya adalah kunci yang utama.    
Oh iya, hampir lupa dalam tulisan ini. Jika anda berniat untuk berkunjung ke desa Bungi dan Wantopi jangan lupa untuk mencari seafood seperti bulu babi, dan ikan malalea yang merupakan makanan khas daerah tersebut. Bulu babi merupakan makanan yang memiliki protein yang cukup tinggi sehingga cukup baik bila dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini untuk membetuk daya kritis otak anak. Untuk Ikan malalea biasanya akan banyak pada malam bulan tertentu, ikan di daerah tersebut memiliki tingkat kadar keasinan yang mantap.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermin Negara-Negara di Dunia dan Problematika Generasi Kontemporer

MENANTI PEMIMPIN BARU DI SULTRA